Friday, December 14, 2018

Kebersihan Dalam ISLAM






Kebersihan Dalam ISLAM

Kebersihan adalah supaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. 
Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan.
Hadits Rasulullah SAW :
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْھِمَاكَثِيْرٌمِنَ النَّاسِ الصَّحَّةُ وَالْفَرَاغُ٠ ﴿رواﻩ البخاري﴾
Artinya : “Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak diperhatikan), yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari)
Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 23 tentang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Terkait tentang hal tersebut, al-qur’an juga mempunyai istilah-istilah tersendiri dalam mengungkapkan istilah kata kesehatan.
Begitu pentingnya kebersihanmenurut islam, sehingga orang yang membersihkan diri atau mengusahakan kebersihan akan dicintai oleh Allah SWT, sebagaimana firmannya dalam surah Al-Baqarah ayat 222 yang berbunyi :
.......ﺍِنَّﷲَيُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَﻬِّرِيْنَ۝
Artinya : “........Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan / membersihkan diri”. (Al-Baqarah : 222)
Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan demikian kebersihan dalam islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan karena itu sering juga dipakai kata “bersuci” sebagai padaman kata “membersihkan / melakukan kebersihan”. Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa, bahkan dikembangkan dalam hukum islam.
Selain dari itu orang muslim dicegah dari minuman yang akan mengancam keselamatan / kesehatan dirinya sebagaimana dipertegas dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 90.
Didalam kitab-kitab fikih (ajaran Hukum Islam), masalah yang berkaitan dengan kebersihan disebut “Thaharah”. Secara etimologi berarti “kebersihan”. Kata Thaharah tercantum didalam Al-Qur’an ditempat yang jumlahnya lebih dari 30. Makna Thaharah mencakup aspek bersih lahir dan bersih batin. Bersih lahir artinya terhindar (terlepas) dari segala kotoran, hadas dan najis. Sedangkan bersih batin artinya terhindar dari sikap dan sifat tercela.
Agama islam menghendaki dari umatnya kebersihan yang menyeluruh. Untuk mencapai tujuan tersebut, Agama Islam memberikan tuntutan dan petunjuk tata cara ber-Thaharah (bersuci) dan menjaga kebersihan.
Agama Islam adalah agama yang cinta pada kebersihan. Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan. Dengan menjaga kebersihan, tubuh kita akan sehat dan kuat. Dalam syariat islam, ketika mengerjakan shalat diwajibkan bagi umat islam agar bersih dari hadas dan najis, baik badan, pakaian, maupun tempat yang dipergunakan untuk shalat.
Ada beberapa hadits Rasulullah SAW yang menekankan untuk manjaga kebersihan bagi umat islam.
Hadits Hadits Tentang Kebersihan
Hadits 1 :
Secara khusus, Rasulullah SAW memberikan perhatian mengenai kebersihan dalam lima perkara sebagaimana sabdanya :
خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِاَﻺِْسْتِخَوَادُ اَلخَتَانَ قَضَ الشَّارِبِ نَتَقَ اﻺِْبْطِتَقْلِيْمُ اﻸَْظْفَار
Artinya : “Lima perkara berupa fitrah, yaitu : memotong bulu kemaluan, berkhitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku”. (HR Jama’ah)
Dari hadits tersebut, yang perlu diperhatikan dalam kebersihan adalah :
a. Memotong bulu kemaluan
Dengan maksud agar kotoran dan bibit penyakit yang ada disekitarnya dapat dibersihkan.
b. Berkhitan
Adalah memotong kulup (kulit yang menutupi ujung kemaluan) dengan maksud untuk memudahkan membersihkannya sehingga tidak ada sisa dari najis.
c. Memotong Kumis
Dengan maksud agar tidak ada kotoran dibawah lubang hidung yang mungkin terhisap pada waktu bernafas yang mengakibatkan timbulnya penyakit.
d. Mencabut Bulu Ketiak
Dengan maksud agar tidak ada kotoran yang terlindungi oleh bulu ketiak yang sulit dibersihkan.
e. Memotong Kuku
Dengan maksud agar tidak ada kotoran dari ujung jari yang terhalang oleh kuku.
Hadits 2
اَلنَّظَافَةٌ مِنَ اﻻِيْمَانِ٠﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺍحمد﴾
Artinya : “Kebersihan itu sebagian dari iman”. (HR. Ahmad)
Isi Kandungan :
1. Umat Islam wajib menjaga kebersihan lahir dan batinnya.
2. Menjaga kebersihan lahir dan batin merupakan ciri-ciri sebagian dari iman dalam kehidupannya.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman. Artinya seorang muslim telah memiliki iman yang sempurna jika dalam kehidupannya ia selalu menjaga diri, tempat tinggal dan lingkungannya dalam keadaan bersih dan suci baik yang bersifat lahiriyah (jasmani) maupun batiniyah (rohani).
Hadits 3
اَﻻِسْلَامُ نَظِيْفٌ فَتَنَظَّفُوْا فَاِنَّهُ ﻻَيَدْحُلُ الْجَنَّةَ اﻻَّ نَظِيْفٌ ٠﴿ﺮﻭﺍﻩ ﺍلبيهقى﴾
Artinya : “Agama Islam itu (agama) yang bersih, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan, karena sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih”. (HR. Baihaqy)
Isi Kandungan :
1. Bahwasanya Allah SWT adalah dzat yang baik, bersih, mulia, dan bagus. Karena Allah menyukai hal-hal demikian. Sebagai umat islam, maka kita harus memiliki sifat yang demikian pula terutama dalam hal kebersihan lingkungan tempat tinggal.
2. Agama Islam adalah agama yang lurus dan bersih dari ajaran kesesatan. Dengan demikian pemeluk agama islam harus memiliki pola perilaku yang bersih dan hati yang suci dari perkara hawa nafsu. Sebab seseorang yang demikian dijanjikan oleh Allah SWT akan masuk surga.
3. Agama Islam adalah agama yang bersih / suci karena agama slam mencintai kebersihan.
4. Umat islam hukumnya wajib menjaga kebersihan lahir dan batinnya.
5. Orang-orang yang senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batinnya akan masuk surga.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa agama islam adalah agama yang suci. Untuk itu umat islam harus menjaga kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun rohani. Orang yang selalu bersih dan suci mengindikasikan bahwa ia telah melaksanakan sebagian dari perintah agama dan akan memperoleh fasilitas berupa surga di akherat kelak.
Hadits 4
اِنَّ ﷲَتَعَالَى طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةُ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَّادٌ يُحِبُّ الْجُوْدَ فَنَظَّفُوْااَفْنِيَتَكُمْ ٠﴿رواه التّرمذى﴾
Artinya : “Sesungguhnya Allah itu baik, mencintai kebaikan, bahwasanya Allah itu bersih, menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah menyukai keindahan, karena itu bersihkan tempat-tempatmu”. (HR. Turmudzi)
Isi kandungan :
1. Allah maha baik, Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan
2. Allah maha suci/bersih, Allah mencintai orang-orang yang mencintai kebersihan / kesucian
3. Allah maha mulia, Allah mencintai orang-orang yang berakhlak mulia
4. Allah maha Indah, Allah mencintai orang-orang yang berbuat keindahan
5. Orang islam wajib memelihara lingkungan tempat tinggalnya
Hadits ke-4 menjelaskan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Maha Baik, Maha Suci, dan Maha Indah. Dia mencintai kebaikan, kesucian, kemuliaan, dan keindahan. Agar kita dicintai Allah maka hendaknya kita harus senantiasa berbuat kebajikan, menjaga kesucian (kebersihan lahir dan batin), mengagungkan Allah SWT dan berbuat kemuliaan terhadap sesama manusia dan menjadikan tempat tinggal dan lingkungannya terlihat teratur, tertib dan indah.
Hadits 5
اَنَّ رَسُوْلَﷲِ صَلَّىﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَ رَجْلٌ يَمْشِى بِطَرِيْقٍ وَجَدَغُصْنَ شَوْكٍ فَأَخَذَهُ فَشَكَرَﷲُ لَهُ فَغَفَرَلَهُ ٠﴿رواﻩ البخاري﴾
Artinya : “Bahwasanya rasulullah bersabda, Ketika seorang laki-laki sedang berjalan di jalan, ia menemukan dahan berduri, maka ia mengambilnya (karena mengganggunya). Lalu Allah SWT berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya”. (HR. Bukhari)
Hadits 6
عَنْ اَبِى مَلِكِ الْحَارِثِ بْنِ عَاصِمِ الْاَشْعَرِيِّ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ ﷲِ صَلَّىﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّهُوْرُ شَطْرُالْاِيْمَانِ والْحَمْدُالِلّٰهِ تَمْلَاءَ الْمِيْزَانِ وَسُبْحَانَ ﷲِ وَالْحَمْدُ الِلّٰهِ تَمْلَاَنِ اَوْ تَمْلَاءَ مَابَيْنَ السَّمَاءِ وَالْاَرْضِ وَالصَّلَاةُ نُوْرٌ وَالصَّدَقَتُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُضِيَاءٌ وَالْقُرْأَنُ حُجَّةٌ لَكَ هُوَ عَلَيْكَ اَلُ النَّاسِ يَغْدُوْ فَبَاﺌِﻊُ نَفْسِهِ فَمُعْتِقُهَا اَوْمُوْبِقُهَا ٠﴿رواه مسلم﴾
Artinya : “Dari Abu Malik al-Haris ibn ‘Asim al-Asya’arie r.a. beliau berkata : Rasulullah SAW telah bersabda, Kebersihan itu sebagian daripada iman. Ucapan dzikir Al Hamdulillah memenuhi neraca timbangan. Ucapan Dzikir Subkhanallah dan Al Hamdulillah keduanya memenuhi ruangan antara langit dan bumi. Shalat itu adalah cahaya. Sedekah itu adalah pelita. Sabar itu adalah sinaran. Al-Qur’an itu adalah hujah bagimu atau hujah atasmu. Setiap manusia keluar waktu pagi, ada yang menjual dirinya, ada yang memerdekakan dirinya dan ada pula yang mencelakakan dirinya”. (HR. Muslim)
Hal – hal Yang Harus Dilakukan Dalam Menjaga dan Membiasakan Diri Hidup Bersih
1. Kebersihan Lahiriyah
a. Kebersihan Badan
Kebersihan badan ini meliputi kulit, rambut, kuku, mulut, gigi, dan telinga. Agar kulit menjadi bersih dan sehat maka kita bersihkan dengan cara mandi minimal 2 (dua) kali sehari. Rambut sebagai mahkota harus kita jaga dan rawat agar tetap sehat dan rapi dengan cara dikeramas dan dipotong sesuai kebutuhan. Mulut yang didalamnya juga terdapat gigi tidak boleh luput dari perhatian kita untuk selalu dibersihkan dengan cara berkumur dan menggosok gigi.
b. Kebersihan Pakaian
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia yang mempunyai fungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dinginnya udara. Karena pakaian itu selalu melekat pada tubuh kita maka kebersihan pakaian harus kita jaga baik dari najis maupun kotoran lainnya dengan cara dicuci dengan air yang suci dan mensucikan. Apalagi pakaian yang dipakai untuk beribadah kepada Allah SWT harus suci dari najis.
c. Kebersihan Makanan
Salah satu ciri makhluk hidup ialah memerlukan makan dan minum. Agar makanan dan minuman yang kita konsumsi dapat memberi manfaat bagi tubuh maka harus diperhatikan tentang kebersihannya baik secara lahir maupun hakikat asal makanan dan makanan itu. Secara lahir, sebelum diolah dan dikonsumsi bahan makanan itu harus dibersihkan terlebih dahulu. Dan secara hakikat, kita harus memperhatikan tentang halal dan tidaknya asal/sumber makanan tersebut. Makan dan minumlah makanan dan minuman yang halalan dan thayyiban. Halal (halalan) artinya secara hukum islam boleh dimakan dan thayyiban artinya makanan dan minuman tersebut mengandung nilai gizi yang cukup dan tidak menjadikan bahaya (madharat) bagi yang mengkonsumsinya.
d. Tempat Tinggal
Rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok bagi setiap orang. Agar kita merasa nyaman dan kerasan tinggal di dalamnya maka rumah harus dijaga dan dirawat, antara lain sebagai berikut :
1) Setiap pagi hari pintu dan jendela hendaknya dibuka, agar terjadi sirkulasi udara.
2) Kaca-kaca pada jendela dibersihkan agar terbebas dari debu dan kotoran lainnya.
3) Perkakas rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, bufet dan perkakas lainnya dibersihkan dan diatur penempatannya sehingga tampak bersih dan rapi.
4) Lantai dan teras rumah selalu disapu dan dipel sehingga terbebas dari kuman penyakit.
5) Kamar tidur, ruang makan, kamar mandi dan ruang-ruang lain termasuk halaman dan pekarangan di sekeliling rumah hendaknya selalu dibersihkan sehingga menjadikan penghuninya menjadi sehat.
6) Agar rumah terlihat rindang dan alami maka dapat ditanami pohon peneduh dan tanaman hias.
e. Tempat Ibadah
Allaw SWT menciptakan manusia tidak lain adalah untuk baribadah kepadaNya. Ketentuan beribadah kepada Allah telah dicontohkan lewat para utusanNya, yaitu para nabi/rasul, baik yang menyangkut tentang tata cara, maupun yang berhubungan dengan tempatnya. Mengingat yang kita sembah adalah Dzat yang maha Suci, maka tempat (masjid, musholla) yang kita gunakan untuk beribadah harus dijaga kesuciannya dari najis.
f. Tempat Belajar
Sekolah sebagai tempat belajar dan mengajar harus mendapatkan perhatian yang serius tentang kebersihan, kenyamanan, dan keindahannya untuk proses pembelajaran. Sebab kelas yang bersih dan indah akan menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi nyaman. Sebaliknya, jika kondisi kelas dalam keadaan kotor dan berantakan tentu akan mengganggu kenyamanan dan kurang konsentrasi dalam belajar.
g. Tempat Umum / Lingkungan Sekitar
Tempat-tempat umum yang melayani kepentingan masyarakat seperti rumah sakit, kantor perbankan, terminal bus, stasiun kereta api, bandar udara (bandara) dan pelabuhan/dermaga juga harus mendapatkan perhatian yang serius tentang masalah kebersihannya. Untuk mewujudkan semua itu, maka upaya yang dilakukan antara lain:
1) Mengangkat tenaga khusus yang mengurus kebersihan.
2) Memasang papan peringatan yang bertuliskan:
v Jagalah Kebersihan
v Terima kasih Anda telah membuang sampah pada tempatnya
v Bersih Itu sehat dan indah
2. Kebersihan Batinniyah
Hati yang dipenuhi dengan niat dan pikiran yang buruk akan melahirkan sikap dan perbuatan yang buruk. Untuk menjaga kebersihan hati, kita harus selalu mengingat Allah SWT dan rajin berdo’a kepadaNya. Dengan demikian, kita tidak akan mudah berpikir buruk apalagi melakukan perbuatan buruk. Kita selalu yakin, Allah Maha Mengetahui segala perbuatan manusia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Membersihkan kotoran yang melekat pada hati / jiwa kita akibat perbuatan kita yang buruk seperti: ria, takabur, se’udzon, dengki, iri, sombong, dll.
Cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan sifat-sifat tersebut, yaitu:
1. Bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT
2. Membaca istighfar
3. Menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya yang buruk
4. Berusaha mengganti dengan perbuatan-perbuatan yang baik & terpuji
5. Minta maaf kepada yang bersangkutan jika mempunyai salah sekecil apapun kepada orang tersebut
Hadits : النظافة من الإيمان "kebersihan bagian dari iman".
Diriwayatkan oleh Al-Khathiib Al-Bagdaady (463H) dalam kitabnya “Talkhish al-mutasyaabih” 1/223:

قال : قرأت في كتاب أبي الحسن الدارقطني بخطه ، وحدثنيه أحمد بن محمد بن أحمد الرُّوياني عنه قال : أخبرنا على بن عبد الله بن الفضل البغدادي ، نا الحسين بن محمد بن عفير الأنصاري ، ثنا النضر بن هشام المكتب ، نا إبراهيم بن حِبّان بن حكيم ، أنا شريك عن مغيرة ، عن إبراهيم ، عن علقمة عن عبد الله بن مسعود قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " تخللوا ، فإنه نظافة ، والنظافة من الإيمان ، والإيمان مع صاحبه في الجنة " .
Dan diriwayatkan juga oleh Ath-thabaraany (360H) dalam kitabnya “Al-Mu’jam Al-Ausath” no.(7311) 7/215 dengan lafadz النظافة تدعو إلى الإيمان "kebersihan mengajak kepada keimanan":

قال : حدثنا محمد بن العباس ثنا النضر بن هشام الأصبهاني ثنا إبراهيم بن حيان بن حكيم بن حنظلة بن سويد بن علقمة بن سعد بن معاذ الأنصاري حدثني شريك ... به ، بلفظ : " تخللوا ، فإنه نظافة ، والنظافة تدعو إلى الإيمان ، والإيمان مع صاحبه في الجنة " .
Hadits ini dihukumi oleh syekh Albaany (1420H) sebagai hadits palsu, karena pada sanadnya ada rawy yang bernama Ibrahim bin Hayyan bin Hakim([1]), periwayatan haditsnya sangat lemah; Ibnu ‘Adiy (365H) mengatakan: Ia banyak meriwayatkan hadits-hadits palsu. [Silsilah Hadits Dhaif no.5277]
Hadits ini juga diriwayatkan dangan lafadz yang lain:
1. Dengan lafadz: إن الله بنى الإسلام على النظافة "sesungguhnya Allah membangun Islam atas dasar kebersihan".
Disebutkan oleh Ar-Rafi’iy (622H) dalam kitabnya “At-Tadwiin fii Akhbaar Qazwain” 1/176 :

قال أبو الحسن علي بن محمد القزويني القاضي : حدثني أبو عبيد الله بن يزيد ثنا أبو علي الحسن بن محمد ثنا إسحاق بن شاهين الواسطي ثنا محمد بن يعلى الكوفي ثنا عمر بن صبيح عن أبي سهل عن الحسن عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( تنظفوا بكل ما استطعتم ، فإن الله بنى الإسلام على النظافة ، ولم يدخل الجنة إلا كل نظيف )
Syekh Albaaniy mengatakan bahwa hadits ini palsu, karena pada sanadnya ada rawy yang bernama Umar bin Subh([2]); Ibnu Hajar (852H) mengatakan: Ia adalah matruk (haditsnya ditolak) dan Ibnu Rahawaih (238H) mengklaim ia sebahai pendusta hadist. [Silsilah Hadits Dhaif no.3264]
2. Dengan lafadz: بني الدين على النظافة "agama Islam dibangun atas dasar kebersihan".
Disebutkan oleh Imam Al-Gazaaliy (505H) dalam kitabnya “Ihyaa’ ‘uluumuddiin”. Al-‘Iraqiy (806H) mengatakan: Aku tidak menemukan hadits ini (]لم أجده). ([3)
3. Dengan lafadz: تنظفوا فإن الإسلام نظيف "membersihkanlah, karena sesungguhnya Islam itu bersih".
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (354H) dalam kitabnya “Al-Majruhiin” 3/57:

قال : أخبرنا محمد بن المسيب قال: حدثنا الفضل بن أبى طالب عنه وأخبرناه الفضل بن محمد العطار بأنطاكية قال: حدثنا عقبة بن مكرم قال: حدثنا نعيم بن المورع عن هشام بن عروة عن أبيه عن عائشة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " تنطفوا ، فإن الإسلام نظيف ، ولا يدخل الجنة إلاّ كل نظيف " .
Hadits ini juga palsu, karena dalam sanadnya ada rawy yang bernama Nu’aim bin al-muwarri’([4]), Imam Al-Hakim (405H) dan Abu Sa’id An-Naqqasy (414H) berkata: ia meriwayatkan dari Hisyam hadits-hadits yang palsu.
4. Dengan lafadz: إن الله نظيف يحب النظافة "sesungguhnya Allah itu bersih, mencintai kebersihan".
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitabnya “Al-Majruhiin” 1/279 :

قال : حدثنا ابن قتيبة ثنا عبدالرحمن بن ابراهيم ثنا عبدالله بن نافع حدثنا خالد بن إلياس عن عامر بن سعد بن أبى وقاص عن أبيه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " إن الله عزوجل طيب يحب الطيب، نظيف يحب النظافة، كريم يحب الكرم، جواد يحب الجود، فنظفوا بيوتكم ، ولا تشبهوا باليهود التى تجمع الاكناف في دورها " .
Sanad hadits ini sangat lemah karna dalam sanadnya ada rawy yang bernama Khalid bin Ilyas([5]), Ibnu hajar berkata: haditsnya ditinggalkan karena sangat lemah (matruuk).
Diriwayatkan juga dengan sanad yang lain oleh Ibnu ‘Adiy dalam kitabnya “Al-Kaamil” 5/291:

قال : حدثنا محمد بن الفضل الهمذاني ببيت المقدس ثنا أحمد بن بديل ثنا حسين بن علي الجعفي ثنا بن أبي رواد عن سالم عن أبيه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " إن الله جميل يحب الجمال ، سخي يحب السخاء ، نظيف يحب النظافة ، فاكسحوا أفنيتكم " .
Namun sanad inipun juga sangat lemah karena ada rawy yang bernama Ahmad bin Budail([6]), Ibnu ‘Adiy berkata: Ia meriwayatkan hadits yang mungkar (sangat lemah). [Silsilah Hadits Dhaif no.7086]
Dengan demikian lafadz hadits النظافة من الإيمان, adalah palsu haram hukumnya dinisbahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Akan tetapi, lafadz yang sahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ "kebersihan (suci) sebagian dari iman", diriwayatkan oleh Imam Muslim (261H) dalam kita sahihnya pada pembahasan "At-Thaharah" bab fadhlul wudhu’ (no.223) 1/203 .
Banyak sekali ayat dan hadits yang menunjukkan bagaimana Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan ciri dan tanda keimanan seseorang, diantaranya:
Allah memerintahkan Nabi Ibrahim dan Isma’il untuk membersihkan masjidil haram:

{وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ} [البقرة: 125]
Dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud". [Al-Baqarah:125]
Allah mencintai orang-orang yang bersih:

{فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِين} [التوبة: 108]
Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang suka membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. [At-Taubah:108]
Allah mengharamkan seorang suami menggauli istrinya yang sedang haid atau nifas:

{وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِين} [البقرة: 222]
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri (dgn tidak menyetubuhi) dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci (dari haid). apabila mereka Telah suci (mandi wajib), Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. [Al-Baqarah:222]
Allah memerintahkan wudhu dan mandi bagi yang junub ketika hendak salat:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [المائدة: 6]
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit (tidak boleh kena air) atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh (menyetubuhi) perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. [Al-Maidah:6]
Allah mengharamkan makan najis:

{قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْس} [الأنعام: 145]
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - Karena Sesungguhnya semua itu kotor – “. [Al-An’am:145]
Allah memerintahkan Rasulullah dan ummatnya untuk membersihkan pakaian:

{وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ} [المدثر: 4]
Dan pakaianmu bersihkanlah. [Al-Muddatsir:4]
Adapun dari hadits-hadits Nabawy sangat banyak sekali, diantaranya:
Perintah menjauhkan badan dari najis:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرَيْنِ، فَقَالَ: " إِنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا هَذَا فَكَانَ لَا يَسْتَنْزِهُ مِنَ الْبَوْلِ، وَأَمَّا هَذَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ " [سنن أبي داود: صححه الألباني]
Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan dan bersabda: "Keduanya sedang disiksa, dan mereka tidak disiksa karena suatu yang besar; yang ini disiksa karena tidak membersihkan badannya dari kencing, sedangkan yang ini disiksa karena melakukan namimah (adu domba)". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Perintah membersihkan sendal dan pakaian:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا وَطِئَ أَحَدُكُمْ بِنَعْلِهِ الْأَذَى، فَإِنَّ التُّرَابَ لَهُ طَهُورٌ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Jika sendal kalian menginjak kotoran, maka bersihkanlah dengan menggosokkannya ke tanah". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Perintah membersihkan bejana dan perabotan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طَهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ، أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ» [صحيح مسلم]
Dari Abu Hurarirah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Membersihkan bejana jika dijilat oleh anjing adalah mencucinya dengan air tujuh kali, diawali gosokan dengan tanah". [Sahih Muslim]
Perintah membersihkan mesjid dan tempat tinggal:

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي المَسْجِدِ، فَتَنَاوَلَهُ النَّاسُ، فَقَالَ لَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ، أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ، وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ» [صحيح البخاري]
Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata: Seorang a’raby kencing berdiri dalam mesjid, maka para sahabat ingin memukulnya, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada mereka: "Biarkan ia menyelesaikan kencingnya, kemudian kalian sirami kencingnya dengan seember air, sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan umat, bukan untuk menyusahkannya". [Sahih Bukhari]
Perintah menjalankan fitrah:


عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ: قَصُّ الشَّارِبِ، وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ، وَالسِّوَاكُ، وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ، وَقَصُّ الْأَظْفَارِ، وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ، وَنَتْفُ الْإِبِطِ، وَحَلْقُ الْعَانَةِ، وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ " قَالَ زَكَرِيَّا: قَالَ مُصْعَبٌ: وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ زَادَ قُتَيْبَةُ، قَالَ وَكِيعٌ: " انْتِقَاصُ الْمَاءِ: يَعْنِي الِاسْتِنْجَاءَ " [صحيح مسلم]
Dari Aisya radiyallahu 'anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Ada 10 sifat dasar manusia (fitrah): Mencukur kumis, memanjangkan jenggot, sikat gigi, istinsyaaq (membersihkan hidung dengan menghirup air), memotong kuku, mencuci persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, cebok dengan air, dan kumur-kumur". [Sahih Muslim]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " الفِطْرَةُ خَمْسٌ: الخِتَانُ، وَالِاسْتِحْدَادُ، وَقَصُّ الشَّارِبِ، وَتَقْلِيمُ الأَظْفَارِ، وَنَتْفُ الآبَاطِ " [صحيح البخاري]
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Ada 5 sifat dasar manusia (fitrah): Khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak". [Sahih Bukhari]
Larangan cebok dengan tangan kanan:

عَن أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يُمْسِكَنَّ أَحَدُكُمْ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَهُوَ يَبُولُ، وَلَا يَتَمَسَّحْ مِنَ الْخَلَاءِ بِيَمِينِهِ، وَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الْإِنَاءِ» [صحيح مسلم]
Dari Abu Qatadah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Jangan kalian memegang kelamin dengan tangan kanan ketika kencing, dan jangan cebok dengan tangan kanan, dan jangan bernafas dalam gelas". [Sahih Muslim]
Larangan buang hajat di tempat keramaian:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ» قَالُوا: وَمَا اللَّعَّانَانِ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «الَّذِي يَتَخَلَّى فِي طَرِيقِ النَّاسِ، أَوْ فِي ظِلِّهِمْ» [صحيح مسلم]
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Jauhilah dua yang menyebabkan laknat. Sahabat bertanya: Apa itu Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Orang yang buang hajat di jalanan atau di tempat perteduhan". [Sahih Muslim]
Membersihkan jalan adalah bagian dari keimanan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ - أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ - شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ» [صحيح مسلم]
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Keimanan itu terdiri dari tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Yang paling afdal (tinggi kedudukannya) adalah mengatakan "tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah", dan yang paling rendah adalah menjauhkan duri/kotoran dari jalan. Dan rasa malu adalah cabang dari keimanan". [Sahih Muslim]

 Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar umatnya senantiasa hidup bersih lahir dan batin. Bersih lahir yaitu bersih badan, bersih pakaian, bersih tempat tinggal (rumah), dan bersih lingkungan disekitarnya secara luas. Bersih batin yaitu hatinya bersih, bebas dari rasa dengki, iri, benci, dendam, sikap bermusuhan, menyakiti orang lain, dan menindas orang lain. Orang yang bersih hatinya ditampilkan dengan perilaku yang baik, berkata sopan dan santun, perilaku sehari-harinya menyenangkan.
 Muslim yang baik menampilkan ajaran kebersihan ini dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, orang islam harus tampil bersih, rumahnya bersih, tempat ibadahnya bersih, lingkungan sekitarnya bersih, perkataannya sopan santun, dan perilaku sehari-harinya menyenangkan.

Demikian Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan, dan masih banyak lagi nash-nash yang menganjurkan kebersihan. Bahkan Islam bukan hanya memerintahkan kebersihan jasmani tapi jiwa juga harus bersih dari sifat-sifat yang kotor, seperti syirik, munafiq, maksiat, iri hati, dengki, sombong, dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment