Apakah Yang Dimaksud Haji Mabrur, Maqbul Dan Mardud.?.
Rasulullah saw. bersabda : "Haji Mabrur tiada lain balasannya
kecuali Surga"
Begitu luhur dan mulianya balasan haji mabrur tersebut, sehingga membuat
siapa saja yang melaksanakan haji berkeinginan dengan kuat untuk mendapatkan
haji mabrur tersebut. Sebutan haji mabrur ini akan melekat menjadi rukun Islam
yang paling popular dari kelima rukun Islam lainnya..
Terdapat lebih kurang 40.000 orang umat Islam dari Malaysia dan Jutaan
umat manusia dari seluruh dunia berkumpul dan menyerukan talbiyah, meng-Esakan
Allh Swt. Seluruh rangkaian ibadah haji tersebut sarat dan penuh dengan makna serta
penuh dengan hikmah. Perjalanan haji yang penuh dengan nilai nilai spiritual dan
cabaran , itu harus benar-benar dibawa pulang haji yang Mabrur. Setelah sekian
banyak dana yang dikeluarkan dan sekian tahun lamanya menunggu. Ada yang
menunggu sampai 10 tahun baru dapat panggilan .
Haji Mabrur.
Mabrur adalah haji yang diterima walaupun keMabrurannya akan diukur
setelah pulang dari tanah suci, apakah ada perobahan ke arah yang lebih baik
dari sebelum naik haji. Perilaku haji mabrur betul-betul menampakkan perubahan
yang mendasar ia akan menjadi pionir dalam menegakkan dan menjunjung tinggi
ajaran Islam. Hal tersebut diatas bila kita lihat secara dzohirnya. Mengenai
kepastian Mabrur atau tidak itu hanya Allah Swt, yang mengetahui.
Haji Maqbul.
Haji Maqbul ialah hajinya diterima dikarenakan telah meneuhi syarat dan
Rukun. Maknanya adalah orang tersebut telah melaksanakan haji di tanah suci dan
mengikuti seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah haji dari awal hingga selesai
dan lengkap.
Ciri-ciri yang dapat dilihat secara zahir adalah, baginya ketika sebelum
berangkat haji ia mempunyai tabiat yang kurang baik/sedang-sedang saja dalam
pengamalan agama dan juga sedang-sedang saja dalam berhubungan dengan
masyarakat, dan tatkala ia telah kembli ke tanah air dari menunaikan hajinya,
perilakunya masih tidak ada perubahan apalagi peningkatan dalam pengamalan
agama mahu pun pergaulan sosialnya dengan masyarakat serta jiran tetangga, maka
sebahagian ulama mengatakan kepada haji yang demikian adalah haji Makbul.
Sekali lagi tentu yang dapat mengetahui secara pasti itu maqbul hanyalah
Allah Swt.
Namun dengan ciri secara zahir diatas, ulama sepakat mengatakan itu
adalah haji Maqbul.
Haji Mardud.
Haji Mardud adalah Haji yang ditolak kerana tidak memenuhi syarat dan
rukun. Maknanya adalah bahawa orang tersebut juga telah melaksanakan rangkaian
ibadah haji dari awal hingga selesai, sebagaimana apa yang dikerjakan oleh para
jama'ah haji pada umumnya.
Namun orang ini tidak mngindahkan syarat rukun bahkan penggunaan dananya
juga tidak menghiraukan apakah diperoleh dengan jalan yang halal. Kerana yang
pasti apabila beribadah haji dengan menggunakan dana yang haram ini sudah pasti
akan ditolak oleh Allah Swt.
Ciri-ciri yang dapat dilihat dari Haji Mardud secara zahir adalah
diantaranya ketika ia belum berangkat ke tanah suci dalam menunaikan ibadah
haji itu ia adalah orang yang memiliki perilaku biasa-biasa saja tidak ada yang
menonjol dalam kepribadian untuk menjalankan perintah agama secara
dawam/istiqomah dia termasuk orang yang dalam pergaulan sosialnya di masyarakat
juga biasa saja tidak ada memiliki kelebihan kebaikan yang banyak manfaatnya
dalam lingkungan.
Dan ketika ia kembali dari tanah suci juga tidak mempunyai perubahan
kebaikan dalam kepatuhan terhadap perintah Allah khususnya dalam pengamalan
agama yang harus dijalankannya, bahkan setelah kembali dari menjalankan ibadah hajinya
ia malah lebih buruk karekternya daripada sebelum ia berangkat ke tanah suci.
Hal ini para ulama mengatakan bahwa yang demikian adalah orang yang
menyandang haji Mardud. Wallahu 'alam.
Mari kita tanya pada diri kita masing-masing bagi yang telah menunaikan
haji, dan dijawab dengan jujur apakah haji kita betul-betul Mabrur, atau hanya
Maqbul, dan jangan-jangan malah Mardud.
Haji ternyata tidak hanya Mabrur, tapi ada Haji Mardud dan Makbul.
Di Malaysia Umat Islam ramai menunaikan rukun Islam ke-5 iaitu berangkat
Haji.
Ibadah haji merupakan kewajiban bagi orang Islam yang mampu dan
mendapatkan panggilan dari yang maha kuasa, karena meski memiliki harta yang
berkucupan, belum tentu orang tersebut bisa menunaikan ibadah Haji.
Uniknya tak banyak yang tahu bahawa haji memiliki beberapa tingkatan
dalam melaksanakannya, diantaranya adalah Haji Makbul, Haji Mardud, dan ada
yang Mabrur. Biasa yang kita ketahui adalah haji mabrur saja.
1. Haji Maqbul, yakni
haji yang dilakukan untuk sekadar menggugurkan kewajiban.
( Pulang dari haji, tidak ada kesannya.)
2. Haji Mardud,
hajinya ditolak. Mengapa ? Kerana saat ketika wukuf di Padang Arafah, ia tidak
hadir di sana. Hajinya tidak sah, dan seharusnya ia harus mengulanginya lagi.
3. Haji Mabrur. Mabrur
ini, sesuai janji Nabi dalam salah satu haditsnya, haji yang mabrur tiada
balasan kecuali syurga.
Bagaimanakah kriteria haji Mabrur itu?
Pertama, para jamaah haji yang betul-betul meluruskan niat kerana Allah.
Sepertinya mengisahkan Imam Ali Zainal Abidin ketika sedang berada di Makkah,
di pelataran Kaabah, lantas muridnya datang menghampiri beliau dengan penuh
bahagia, dan mengatakan, “Syiar Islam luar biasa. Yang datang berhaji sangat
banyak.Namun Imam Ali Zainal Abidin tidak menunjukkan wajah bahagia. Ia malah menitiskan
air mata.
Muridnya bertanya, “Kenapa guru menangis?” Ia menjawab, “Aku bersedih.”
“Kenapa bersedih?’ tanya muridnya lagi. “Kerana yang hampir aku lihat, Allah
perlihatkan di hadapan mataku, hampir seluruh jamaah haji tersebut berkepala binatang.”
Muridnya tersentak dan bertanya, “Sebab apa, Tuan Guru?”
Pertama, mereka pergi menunaikan
haji dan umrah bukan kerana Allah.
Kedua, mereka berangkat
haji dan umrah, namun wang yang merekagunakan bukan dari wang yang halal .
Misalnya dari hasil korupsi,” jawab Imam Ali Zainal Abidin.
Kerana itulah, orang yang ingin meraih haji mabrur, pertama-tama harus
meluruskan niat hajnya betul-betul hanya kerana Allah. Tidak ada niat lain
sedikitpun.
Ketiga, sekembalinya dari melaksanakan ibadah haji atau umrah,
bekas-bekasnya harus tampak dalam kehidupan sehari-hari. Makin rajin menuntut
ilmu atau mengikuti pengajian. Contoh singkat saja Ibadahnya makin rajin,
terutama solat fardhu berjamaah di masjid,
Selain itu, berkait rapat dengan rezki, yang betul-betul dan
sungguh-sungguh untuk mencari rezki yang halal. Selanjutnya, sabar dalam
beribadah atau ketaatan, menjauhkan diri dari kemaksiatan, dan sabar dalam
menghadapi musibah serta selalu bersyukur atas apa pun nikmat yang Allah
berikan allah swr.
Demikianlah beberapa informasi terkait penggolongan haji dan dan
ciri-ciri haji yang diterima oleh Allah yakni haji Mabrur. Mudah2an kita tergolong seperti golongan yang ibadahnya di
terima oleh Allah swt. Amiinn
No comments:
Post a Comment