Friday, December 14, 2018

Apakah Yang Dimaksud Haji Mabrur






Apakah Yang Dimaksud Haji Mabrur, Maqbul Dan Mardud.?.

Rasulullah saw. bersabda : "Haji Mabrur tiada lain balasannya kecuali Surga"
Begitu luhur dan mulianya balasan haji mabrur tersebut, sehingga membuat siapa saja yang melaksanakan haji berkeinginan dengan kuat untuk mendapatkan haji mabrur tersebut. Sebutan haji mabrur ini akan melekat menjadi rukun Islam yang paling popular dari kelima rukun Islam lainnya..

Terdapat lebih kurang 40.000 orang umat Islam dari Malaysia dan Jutaan umat manusia dari seluruh dunia berkumpul dan menyerukan talbiyah, meng-Esakan Allh Swt. Seluruh rangkaian ibadah haji tersebut sarat dan penuh dengan makna serta penuh dengan hikmah. Perjalanan haji yang penuh dengan nilai nilai spiritual dan cabaran , itu harus benar-benar dibawa pulang haji yang Mabrur. Setelah sekian banyak dana yang dikeluarkan dan sekian tahun lamanya menunggu. Ada yang menunggu sampai 10 tahun baru dapat panggilan .

Haji Mabrur.

Mabrur adalah haji yang diterima walaupun keMabrurannya akan diukur setelah pulang dari tanah suci, apakah ada perobahan ke arah yang lebih baik dari sebelum naik haji. Perilaku haji mabrur betul-betul menampakkan perubahan yang mendasar ia akan menjadi pionir dalam menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam. Hal tersebut diatas bila kita lihat secara dzohirnya. Mengenai kepastian Mabrur atau tidak itu hanya Allah Swt, yang mengetahui.

Haji Maqbul.

Haji Maqbul ialah hajinya diterima dikarenakan telah meneuhi syarat dan Rukun. Maknanya adalah orang tersebut telah melaksanakan haji di tanah suci dan mengikuti seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah haji dari awal hingga selesai dan lengkap.
Ciri-ciri yang dapat dilihat secara zahir adalah, baginya ketika sebelum berangkat haji ia mempunyai tabiat yang kurang baik/sedang-sedang saja dalam pengamalan agama dan juga sedang-sedang saja dalam berhubungan dengan masyarakat, dan tatkala ia telah kembli ke tanah air dari menunaikan hajinya, perilakunya masih tidak ada perubahan apalagi peningkatan dalam pengamalan agama mahu pun pergaulan sosialnya dengan masyarakat serta jiran tetangga, maka sebahagian ulama mengatakan kepada haji yang demikian adalah haji Makbul.

Sekali lagi tentu yang dapat mengetahui secara pasti itu maqbul hanyalah Allah Swt.
Namun dengan ciri secara zahir diatas, ulama sepakat mengatakan itu adalah haji Maqbul.

Haji Mardud.

Haji Mardud adalah Haji yang ditolak kerana tidak memenuhi syarat dan rukun. Maknanya adalah bahawa orang tersebut juga telah melaksanakan rangkaian ibadah haji dari awal hingga selesai, sebagaimana apa yang dikerjakan oleh para jama'ah haji pada umumnya.
Namun orang ini tidak mngindahkan syarat rukun bahkan penggunaan dananya juga tidak menghiraukan apakah diperoleh dengan jalan yang halal. Kerana yang pasti apabila beribadah haji dengan menggunakan dana yang haram ini sudah pasti akan ditolak oleh Allah Swt.

Ciri-ciri yang dapat dilihat dari Haji Mardud secara zahir adalah diantaranya ketika ia belum berangkat ke tanah suci dalam menunaikan ibadah haji itu ia adalah orang yang memiliki perilaku biasa-biasa saja tidak ada yang menonjol dalam kepribadian untuk menjalankan perintah agama secara dawam/istiqomah dia termasuk orang yang dalam pergaulan sosialnya di masyarakat juga biasa saja tidak ada memiliki kelebihan kebaikan yang banyak manfaatnya dalam lingkungan.

Dan ketika ia kembali dari tanah suci juga tidak mempunyai perubahan kebaikan dalam kepatuhan terhadap perintah Allah khususnya dalam pengamalan agama yang harus dijalankannya, bahkan setelah kembali dari menjalankan ibadah hajinya ia malah lebih buruk karekternya daripada sebelum ia berangkat ke tanah suci.

Hal ini para ulama mengatakan bahwa yang demikian adalah orang yang menyandang haji Mardud. Wallahu 'alam.

Mari kita tanya pada diri kita masing-masing bagi yang telah menunaikan haji, dan dijawab dengan jujur apakah haji kita betul-betul Mabrur, atau hanya Maqbul, dan jangan-jangan malah Mardud.

Haji ternyata tidak hanya Mabrur, tapi ada Haji Mardud dan Makbul.
Di Malaysia Umat Islam ramai menunaikan rukun Islam ke-5 iaitu berangkat Haji.
Ibadah haji merupakan kewajiban bagi orang Islam yang mampu dan mendapatkan panggilan dari yang maha kuasa, karena meski memiliki harta yang berkucupan, belum tentu orang tersebut bisa menunaikan ibadah Haji.

Uniknya tak banyak yang tahu bahawa haji memiliki beberapa tingkatan dalam melaksanakannya, diantaranya adalah Haji Makbul, Haji Mardud, dan ada yang Mabrur. Biasa yang kita ketahui adalah haji mabrur saja.

1.      Haji Maqbul, yakni haji yang dilakukan untuk sekadar menggugurkan kewajiban.
( Pulang dari haji, tidak ada kesannya.)

2.      Haji Mardud, hajinya ditolak. Mengapa ? Kerana saat ketika wukuf di Padang Arafah, ia tidak hadir di sana. Hajinya tidak sah, dan seharusnya ia harus mengulanginya lagi.

3.      Haji Mabrur. Mabrur ini, sesuai janji Nabi dalam salah satu haditsnya, haji yang mabrur tiada balasan kecuali syurga.

Bagaimanakah kriteria haji Mabrur itu?

Pertama, para jamaah haji yang betul-betul meluruskan niat kerana Allah. Sepertinya mengisahkan Imam Ali Zainal Abidin ketika sedang berada di Makkah, di pelataran Kaabah, lantas muridnya datang menghampiri beliau dengan penuh bahagia, dan mengatakan, “Syiar Islam luar biasa. Yang datang berhaji sangat banyak.Namun Imam Ali Zainal Abidin tidak menunjukkan wajah bahagia. Ia malah menitiskan air mata.

Muridnya bertanya, “Kenapa guru menangis?” Ia menjawab, “Aku bersedih.” “Kenapa bersedih?’ tanya muridnya lagi. “Kerana yang hampir aku lihat, Allah perlihatkan di hadapan mataku, hampir seluruh jamaah haji tersebut berkepala binatang.”

Muridnya tersentak dan bertanya, “Sebab apa, Tuan Guru?”
Pertama, mereka pergi menunaikan haji dan umrah bukan kerana Allah.
Kedua, mereka berangkat haji dan umrah, namun wang yang merekagunakan bukan dari wang yang halal . Misalnya dari hasil korupsi,” jawab Imam Ali Zainal Abidin.
Kerana itulah, orang yang ingin meraih haji mabrur, pertama-tama harus meluruskan niat hajnya betul-betul hanya kerana Allah. Tidak ada niat lain sedikitpun.
Ketiga, sekembalinya  dari melaksanakan ibadah haji atau umrah, bekas-bekasnya harus tampak dalam kehidupan sehari-hari. Makin rajin menuntut ilmu atau mengikuti pengajian. Contoh singkat saja Ibadahnya makin rajin, terutama solat fardhu berjamaah di masjid,

Selain itu, berkait rapat dengan rezki, yang betul-betul dan sungguh-sungguh untuk mencari rezki yang halal. Selanjutnya, sabar dalam beribadah atau ketaatan, menjauhkan diri dari kemaksiatan, dan sabar dalam menghadapi musibah serta selalu bersyukur atas apa pun nikmat yang Allah berikan allah swr.

Demikianlah beberapa informasi terkait penggolongan haji dan dan ciri-ciri haji yang diterima oleh Allah yakni haji Mabrur. Mudah2an kita  tergolong seperti golongan yang ibadahnya di terima oleh Allah swt. Amiinn


No comments:

Post a Comment