Friday, December 14, 2018

BAB TAUHID : IMAN, ISLAM DAN IHSAN








BAB TAUHID : IMAN, ISLAM DAN IHSAN





A.   Pengertian IMAN , ISLAM DAN IHSAN

Hakikat manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah semata-mata untuk ta’abbudi atau penghambaan yang penuh dengan tatacara beribadah hanya kerana Allah SWT.

Beribadah tanpa ilmu tiada guna dan akan menjadi sia-sia. Ada tiga perkara yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain dan sangat perlu untuk dijaga dan diamalkan oleh seorang hamba. Tiga perkara atau cabang dasar yang menjadikan kesempurnaan ibadah seorang hamba disisi tuhannya ialah:-  Iman, Islam, dan Ihsan.

Seseorang dikatakan beriman jika mereka meyakini dan membenarkan adanya Allah tuhan yang maha Esa, adanya Malaikat, adanya Rasul, Kitab-kitab samawi, hari Kiamat serta adanya Qada’ dan Qadar. Sedangkan seseorang dikatakan muslim ketika ia melaksanakan kewajiban dan meninggalkan segala larangan agama dan dikatakan muhsin ketika seseorang dapat merasakan manisnya beribadah serta selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, pada niatnya segala yang diperbuat lillahita’ala .

Oleh itu,betapa pentingnya kita memahami tiga perkara cabang tersebut ( Iman,Islam dan Ihsan ) seperti apa itu iman, islam dan ihsan, mengetahui rukun-rukun iman dan islam, mengetahui tingkatan-tingkatan dalam iman mahu pun islam, serta intipati antara ketiga perkara tersebut.

B.  Persoalan dan rumusan perkara cabang tersebut..

1.   Bagaimana pengertian Iman, Islam, dan Ihsan?
2.   Bagaimana Rukun-rukun Iman dan Islam?
3.   Bagaimana tingkatan-tingkatan dalam Iman dan Islam dan pencapaian muhsin?
4.   Bagaimana Korelasi antara Iman, Islam, dan Ihsan?

Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan

1.   Pengertian Iman
Iman adalah kepercayaan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.Syahadatain (dua persaksian: bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah) merupakan suatu pernyataan sebagai kunci dalam memasuki gerbang Islam. Pernyataan bahwa hanya Allah (Yang Esa) satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, merupakan pokok ajaran yang menjadi misi segala Nabi yang pernah diutus oleh Allah ke bumi di sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Ar- Raghib al-Ashfahani (ahli kamus Al-quran) mengatakan, iman didalam Al-quran terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas dibibir saja padahal dalam hati dan perbuatannya tidak beriman, terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatannya saja, sedang hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan di amalkan dalam perbuatan sehari-hari

Iman itu perkataan dan perbuatan, iaitu perkataan hati dan lisan, dan perbuatan hati, lisan, dan anggota badan. Ia bertambah kerana ketaatan dan berkurang kerana maksiat, dan orang yang beriman itu bertingkat keimanannya.

Quran, Surah Al-Hujurat, Ayat 7Firman Allah








Dan ketahuilah oleh mu bahawa di kalangan kamu ada Rasulullah.jika kamu menuruti kemahuan mu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus ( surah al-,hujurat: ayat  7 )

Perkataan dan perbuatan adalah makna syahadatain (persaksian tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah), yang seseorang tidak sah memeluk agama Islam tanpa dua kalimat syahadah ini. Ia merupakan amalan hati dengan mengitikadkannya dan amalan lisan dengan mengucapkannya dengan segala kesungguhan . Firman Allah, dalam surah al- Baqarah: 143)
Quran, Surah Al-Baqarah, Ayat 143










Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sesungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan mensia-nsiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (al- Baqarah: 143)

Yang dimaksudkan oleh “iman mu” dalam ayat ini adalah solat yang dilaksanakan dengan menghadap keBaitul Maqdis sebelum diciptakannya perubahan kiblat kepada baitullah (Kaabah) yang ada sekarang  Di sini, solat secara keseluruhan disebut iman, kerana solat menghimpun perbuatan hati, lisan, dan anggota badan.
Nabi Muhammad SAW juga menjadikan jihad, ibadah lailatul qadar, puasa Ramadhan, shalat tarawih, dan shalat lima waktu sebagai iman. Ketika beliau ditanya tentang amalan yang paling utama, beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan rasul-Nya.”

Berikut ini dalil yang menunjukkan bertambah dan berkurangnya iman seseorang ..
Firman Allah swt dlm surah al fath ayat 4
Surat Al-Fath Ayat 4




Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (al-Fath: 4)

Dan juga dalam surah al- kahfi ayat 13                                                                                 
Quran, Surah Al-Kahf, Ayat 13





Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar; sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahi mereka dengan hidayah petunjuk.
Serta juga dalam surah at taubah ayat 124 .. firmanNya
Quran, Surah At-Tauba, Ayat 124





Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira “

2.   Pengertian Islam

Secara dasarnya kata Islam berasal dari Bahasa Arab diambil dari kata “salima” yang berarti selamat sejahtera. Dari kata itu dibentuk kata “aslama” yang berarti menyerah, tunduk, patuh, dan taat.  Kata “aslama” menjadi pokok kata Islam. Sebab itu orang yang melakukan “aslama” atau masuk islam dinamakan Muslim. Selanjutnya dari kata “salima” juga terbentuk kata “silmun” dan “salamun” yang berarti damai. Kerana seorang yang menyatakan dirinya muslim adalah harus damai dengan Allah dan dengan sesama manusia.

Penyebutan orang-orang Barat terhadap Islam sebagai Moehammedanism dan Moehamadan, bukan saja tidak tepat tetapi salah secara prinsipil (Nasrudin Razak, 1985: 55).
Istilah ini mengandung arti Islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap Muhammad, sebagaimana perkataan Kristian dan Kekristianan yang mengadung arti pemujaan terhadap Kristus.

Islam artinya penyerahan diri kepada Allah, tuhan yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan Maha Esa. Penyerahan itu diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan untuk menerima dan melakukan apa saja perintah dan larangan-Nya. Tunduk pada aturan dan undang-undang yang diturunkan kepada manusia melalui hamba pilihan-Nya (para rasul). Aturan dan undang-undang yang dibuat oleh Allah itu dikenal dengan istilah “Syari’ah”. 

Kadang-kadang syari’ah itu disebut juga din (agama). Innaddina ‘indallahi al-islam (sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam ) kerana memang agama di sisi Allah ialah penyerahan yang sesunggguhnya kepada Allah. Maka walaupun seseorang mangaku memeluk agama Islam, kalau tidak menyerah yang sesungguhnya kepada Allah, tidak mahu mematuhi suruhan dan larangannya, belumlah dia disebut Islam sebenar.

Dengan memasuki Islam seseorang akan selamat, damai, dan sentosa dalam kehidupan yang seimbang lahir dan batin, dunia dan akhirat. Islam memang mempunyai arti (selamat, damai, dan sentosa), suatu agama yang diturunkan oleh Allah kepada segenap nabi dan rasul-Nya.

Allah jua menegaskan bahawa siapa saja yang memeluk agama selain Islam tidak akan diterima kerana itu tentulah para nabi membawa dan memeluk agama ini, kerana Islam memang diperuntukkan bagi segenap manusia. Ajaran Islam itu, oleh kerananya merata, mengatur manusia dalam segala seginya, bukan semata mata mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya (alam semesta).

     3.  Pengertian Ihsan

Ihsan, menurut kamus berasal dari kata: ahsana-yuhsinu-ihsan berarti, baik, bagus, kebajikan atau soleh. Menurut makna istilah, seperti dikemukakan dalam hadis nabi di permulaan tulisan ialah: “engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.”

      B. Rukun-rukun Iman

Rukun Iman
      a.  Iman Kepada Allah
Yakni beriman kepada rububiyyah Allah Swt, maksudnya : Allah adalah Tuhan, Pencipta, Pemilik semesta, dan Pengatur segala urusan, Beriman kepada uluhiyyah Allah Swt, maksudnya: Allah sajalah tuhan yang berhak di sembah, dan semua sesembahan selain-Nya adalah batil, iman kepada Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya maksudnya: bahawa sanya Allah Swt, memiliki nama-nama yang mulia, dan sifat-sifat-Nya yang sempurna serta agung sesuai yang ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.

      b. Iman Kepada Malaikat-malaikat Allah
Malaikat adalah hamba Allah yang mulia, mereka diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya, Allah telah membebankan kepada mereka berbagai tugas,
Diantaranya adalah : Jibril tugasnya menyampaikan wahyu, Mikail mengurusi hujan dan tumbuh-tumbuhan, Israfil meniup sangsakala di hari kiamat, Izrail (malaikat maut), Raqib , Atit, mencatat amal perbutan manusia, Malik menjaga neraka, Ridwan menjaga syurga, dan malaikat-malaikat yang lain yang hanya Allah Swt yang dapat mengetahuinya.

      c.  Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada para Rasul-Nya kitab-kitab, mengandungi petunjuk dan kebaikan. Diantaranya: kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa, , Zabur diturunkan kepada Nabi Daud, Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, Injil diturunkan kepada Nabi Isa dan Al-quran diturunkan Allah Swt, kepada Nabi Muhammad Saw. Allah telah menjamin untuk menjaga dan memeliharanya, kerana ia akan menjadi hujjah atas semua makhluk,hingga hari kiamat.

     d.  Iman Kepada Rasul Allah
Allah telah mengutus kepada makhluk-Nya para rasul, rasul pertama adalah Nabi Nuh . Nabi Ibrahim , Nabi Salleh , Nabi Musa, Nabi Sulaiman , Nabi Daud , Nabi Isa dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad Saw, dan semua itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun sifat ketuhanan, mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan kerasulan yang mempunyai mukjizat... Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan syari’at yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw,yang diutus untuk seluruh manusia, maka tidak ada nabi sesudahnya.
    
     e.  Iman Kepada Hari Akhir
Hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, ketika Allah membangkitkan manusia dalam keadaan hidup untuk kekal ditempat yang penuh kenikmatan atau ditempat siksaan yang amat pedih. Beriman kepada hari akhir meliputi beriman kepada semua yang akan terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian syurga atau neraka.

      f.  Iman Kepada Qada’ dan Qadar
Iman kepada qada dan qadar Allah adalah salah satu sendi akidah Islam. Dalam pembicaraan sehari-hari disingkat dengan sebutan takdir (taqdir). Berbicara tentang takdir Allah memang bukan sesuatu yang mudah. Sebab yang kita bicarakan langsung bersangkut kehendak Tuhan terhadap makhluk-makhluk-Nya.

Beriman kepada qada dan qadar Allah adalah rukun keenam dari rukun iman. Sebagaimana dalam jawapan Rasulullah ketika ditanya oleh Jibril tentang iman, beliau bersabda:

“Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qada-Nya, yang baik mahu pun yang buruk.” (HR.Buhkari dan Muslim)
Seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surah An-Naml ayat 65 yang artinya
Quran, Surah An-Naml, Ayat 65




Katakanlah: "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan


No comments:

Post a Comment