BAB TAUHID : IMAN, ISLAM DAN IHSAN
A. Pengertian IMAN , ISLAM DAN
IHSAN
Hakikat manusia diciptakan oleh
Allah SWT adalah semata-mata untuk ta’abbudi atau penghambaan yang
penuh dengan tatacara beribadah hanya kerana Allah SWT.
Beribadah tanpa ilmu tiada guna
dan akan menjadi sia-sia. Ada tiga perkara yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain dan sangat perlu untuk dijaga dan diamalkan oleh seorang hamba. Tiga perkara atau cabang dasar yang
menjadikan kesempurnaan
ibadah seorang hamba disisi tuhannya ialah:- Iman,
Islam, dan Ihsan.
Seseorang dikatakan beriman
jika mereka meyakini dan membenarkan adanya Allah tuhan yang maha Esa, adanya
Malaikat, adanya Rasul, Kitab-kitab samawi, hari Kiamat serta adanya Qada’ dan
Qadar. Sedangkan seseorang dikatakan muslim ketika ia melaksanakan kewajiban
dan meninggalkan segala larangan agama
dan dikatakan muhsin ketika seseorang dapat merasakan manisnya beribadah serta
selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, pada niatnya segala yang diperbuat lillahita’ala .
Oleh itu,betapa
pentingnya kita memahami tiga perkara cabang tersebut ( Iman,Islam dan Ihsan ) seperti apa
itu iman, islam dan ihsan, mengetahui rukun-rukun iman dan islam, mengetahui
tingkatan-tingkatan dalam iman mahu pun islam, serta intipati antara ketiga perkara tersebut.
B. Persoalan dan rumusan perkara cabang
tersebut..
1. Bagaimana pengertian Iman, Islam, dan
Ihsan?
2. Bagaimana Rukun-rukun Iman dan
Islam?
3. Bagaimana tingkatan-tingkatan
dalam Iman dan Islam dan pencapaian muhsin?
4. Bagaimana Korelasi antara Iman,
Islam, dan Ihsan?
Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan
1. Pengertian Iman
Iman adalah kepercayaan kepada Allah Tuhan Yang Maha
Esa.Syahadatain (dua persaksian: bersaksi bahwa tiada Tuhan
yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah) merupakan suatu
pernyataan sebagai kunci dalam memasuki gerbang Islam. Pernyataan bahwa hanya
Allah (Yang Esa) satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, merupakan pokok ajaran
yang menjadi misi segala Nabi yang pernah diutus oleh Allah ke bumi di
sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Ar- Raghib al-Ashfahani (ahli
kamus Al-quran) mengatakan, iman didalam Al-quran terkadang digunakan untuk
arti iman yang hanya sebatas dibibir saja padahal dalam hati dan perbuatannya
tidak beriman, terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada
perbuatannya saja, sedang hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman
terkadang digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan di amalkan dalam perbuatan sehari-hari
Iman itu perkataan dan perbuatan, iaitu perkataan
hati dan lisan, dan perbuatan hati, lisan, dan anggota badan. Ia bertambah kerana
ketaatan dan berkurang kerana maksiat, dan orang yang beriman itu bertingkat
keimanannya.
Firman Allah
Dan ketahuilah oleh
mu bahawa di kalangan kamu ada Rasulullah.jika kamu menuruti kemahuan mu dalam
beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan
kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di
dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus ( surah
al-,hujurat: ayat 7 )
Perkataan dan perbuatan adalah makna syahadatain
(persaksian tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah), yang
seseorang tidak sah memeluk agama Islam tanpa dua kalimat syahadah ini. Ia
merupakan amalan hati dengan mengitikadkannya dan amalan lisan dengan
mengucapkannya dengan segala kesungguhan . Firman Allah, dalam surah al-
Baqarah: 143)
Dan demikian (pula)
Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi
atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu
(sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti
Rasul dan siapa yang membelot. Dan sesungguh (pemindahan kiblat) itu terasa
amat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah
tidak akan mensia-nsiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia. (al- Baqarah: 143)
Yang dimaksudkan oleh “iman mu” dalam ayat ini
adalah solat yang dilaksanakan dengan menghadap keBaitul Maqdis sebelum
diciptakannya perubahan kiblat kepada baitullah (Kaabah) yang ada sekarang Di sini, solat secara
keseluruhan disebut iman, kerana solat menghimpun perbuatan hati, lisan, dan
anggota badan.
Nabi Muhammad SAW juga menjadikan jihad, ibadah lailatul
qadar, puasa Ramadhan, shalat tarawih, dan shalat lima waktu sebagai iman.
Ketika beliau ditanya tentang amalan yang paling utama, beliau menjawab, “Iman
kepada Allah dan rasul-Nya.”
Berikut ini dalil yang menunjukkan bertambah dan
berkurangnya iman seseorang ..
Firman Allah swt dlm surah al fath ayat 4
Dialah yang telah
menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka
bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah
tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (al-Fath: 4)
Dan juga dalam surah al- kahfi ayat 13
Kami ceritakan kepadamu (wahai
Muhammad) perihal mereka dengan benar; sesungguhnya mereka itu orang-orang muda
yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahi mereka dengan hidayah
petunjuk.
Serta juga dalam surah at taubah ayat 124 ..
firmanNya
Dan apabila
diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang
berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya)
surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah
imannya, dan mereka merasa gembira “
2. Pengertian Islam
Secara dasarnya kata Islam berasal dari Bahasa Arab
diambil dari kata “salima” yang berarti selamat sejahtera. Dari kata itu
dibentuk kata “aslama” yang berarti menyerah, tunduk, patuh, dan
taat. Kata “aslama” menjadi pokok kata Islam. Sebab itu orang yang
melakukan “aslama” atau masuk islam dinamakan Muslim. Selanjutnya dari
kata “salima” juga terbentuk kata “silmun” dan “salamun”
yang berarti damai. Kerana seorang yang menyatakan dirinya muslim adalah harus
damai dengan Allah dan dengan sesama manusia.
Penyebutan orang-orang Barat terhadap Islam sebagai
Moehammedanism dan Moehamadan, bukan saja tidak tepat tetapi salah secara
prinsipil (Nasrudin Razak, 1985: 55).
Istilah ini mengandung arti Islam adalah paham
Muhammad atau pemujaan terhadap Muhammad, sebagaimana perkataan Kristian dan
Kekristianan yang mengadung arti pemujaan terhadap Kristus.
Islam artinya penyerahan diri kepada Allah, tuhan
yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan Maha Esa. Penyerahan itu diikuti dengan
kepatuhan dan ketaatan untuk menerima dan melakukan apa saja perintah dan
larangan-Nya. Tunduk pada aturan dan undang-undang yang diturunkan kepada
manusia melalui hamba pilihan-Nya (para rasul). Aturan dan undang-undang yang
dibuat oleh Allah itu dikenal dengan istilah “Syari’ah”.
Kadang-kadang syari’ah itu disebut juga din (agama). Innaddina
‘indallahi al-islam (sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam )
kerana memang agama di sisi Allah ialah penyerahan yang sesunggguhnya kepada
Allah. Maka walaupun seseorang mangaku memeluk agama Islam, kalau tidak
menyerah yang sesungguhnya kepada Allah, tidak mahu mematuhi suruhan dan
larangannya, belumlah dia disebut Islam sebenar.
Dengan memasuki Islam seseorang akan selamat, damai,
dan sentosa dalam kehidupan yang seimbang lahir dan batin, dunia dan akhirat.
Islam memang mempunyai arti (selamat, damai, dan sentosa), suatu agama yang
diturunkan oleh Allah kepada segenap nabi dan rasul-Nya.
Allah jua menegaskan bahawa siapa saja yang memeluk
agama selain Islam tidak akan diterima kerana itu tentulah para nabi membawa
dan memeluk agama ini, kerana Islam memang diperuntukkan bagi segenap manusia.
Ajaran Islam itu, oleh kerananya merata, mengatur manusia dalam segala seginya,
bukan semata mata mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, melainkan juga
mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya (alam
semesta).
3. Pengertian Ihsan
Ihsan, menurut kamus berasal dari kata: ahsana-yuhsinu-ihsan berarti,
baik, bagus, kebajikan atau soleh. Menurut makna istilah, seperti dikemukakan
dalam hadis nabi di permulaan tulisan ialah: “engkau menyembah Allah
seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak dapat melihat-Nya,
sesungguhnya Ia melihat engkau.”
B. Rukun-rukun Iman
Rukun Iman
a. Iman Kepada Allah
Yakni beriman
kepada rububiyyah Allah Swt, maksudnya : Allah adalah Tuhan,
Pencipta, Pemilik semesta, dan Pengatur segala urusan, Beriman
kepada uluhiyyah Allah Swt, maksudnya: Allah sajalah tuhan yang
berhak di sembah, dan semua sesembahan selain-Nya adalah batil, iman kepada
Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya maksudnya: bahawa sanya
Allah Swt, memiliki nama-nama yang mulia, dan sifat-sifat-Nya yang sempurna
serta agung sesuai yang ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.
b. Iman Kepada Malaikat-malaikat Allah
Malaikat adalah hamba Allah
yang mulia, mereka diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya, serta
tunduk dan patuh menta’ati-Nya, Allah telah membebankan kepada mereka berbagai
tugas,
Diantaranya adalah : Jibril
tugasnya menyampaikan wahyu, Mikail mengurusi hujan dan tumbuh-tumbuhan,
Israfil meniup sangsakala di hari kiamat, Izrail (malaikat maut), Raqib ,
Atit, mencatat amal perbutan manusia, Malik menjaga neraka, Ridwan menjaga
syurga, dan malaikat-malaikat yang lain yang hanya
Allah Swt yang dapat mengetahuinya.
c. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Allah yang Maha Agung dan Mulia
telah menurunkan kepada para Rasul-Nya kitab-kitab, mengandungi petunjuk dan kebaikan. Diantaranya: kitab taurat
diturunkan kepada Nabi Musa, , Zabur diturunkan kepada Nabi Daud, Shuhuf Nabi
Ibrahim dan Nabi Musa, Injil diturunkan kepada Nabi Isa dan Al-quran diturunkan Allah Swt, kepada Nabi Muhammad
Saw. Allah telah menjamin untuk menjaga dan memeliharanya, kerana ia akan menjadi hujjah atas semua makhluk,hingga hari kiamat.
d. Iman Kepada Rasul Allah
Allah telah mengutus kepada makhluk-Nya
para rasul, rasul pertama adalah Nabi
Nuh . Nabi Ibrahim , Nabi Salleh , Nabi Musa, Nabi Sulaiman , Nabi Daud ,
Nabi Isa dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad Saw, dan semua itu adalah manusia biasa,
tidak memiliki sedikitpun sifat ketuhanan, mereka adalah hamba-hamba Allah yang
dimuliakan dengan kerasulan yang mempunyai mukjizat... Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan
syari’at yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw,yang diutus untuk seluruh
manusia, maka tidak ada nabi sesudahnya.
e. Iman Kepada Hari Akhir
Hari kiamat, tidak
ada hari lagi setelahnya, ketika Allah membangkitkan manusia dalam keadaan
hidup untuk kekal ditempat yang penuh kenikmatan atau ditempat siksaan yang
amat pedih. Beriman kepada hari akhir meliputi beriman kepada semua yang akan
terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian syurga atau neraka.
f. Iman Kepada Qada’ dan Qadar
Iman kepada qada dan qadar
Allah adalah salah satu sendi akidah Islam. Dalam pembicaraan sehari-hari
disingkat dengan sebutan takdir (taqdir). Berbicara tentang takdir Allah memang
bukan sesuatu yang mudah. Sebab yang kita bicarakan langsung bersangkut
kehendak Tuhan terhadap makhluk-makhluk-Nya.
Beriman kepada qada dan qadar
Allah adalah rukun keenam dari rukun iman. Sebagaimana dalam jawapan Rasulullah
ketika ditanya oleh Jibril tentang iman, beliau bersabda:
“Engkau beriman kepada Allah,
para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada
qada-Nya, yang baik mahu pun yang buruk.” (HR.Buhkari dan Muslim)
Seperti yang dinyatakan dalam
Al-Qur’an surah An-Naml ayat 65
yang artinya
Katakanlah:
"Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan
dibangkitkan
No comments:
Post a Comment