Friday, December 14, 2018

Hijrah Dalam Kehidupan Seorang Muslim







Makna Hijrah Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan dari dan berpindah tempat. Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam.

Dengan merujuk kepada hijrah yang dilakukan Rasulullah Saw tersebut sebagaian ulama ada yang mengartikan bahwa hijrah adalah keluar dari “darul kufur” menuju “darul Islam”. Keluar dari kekufuran menuju keimanan.
Umat Islam wajib melakukan hijrah apabila diri an keluarganya terancam dalam mempertahankan akidah dan syari’ah Islam.
Perintah berhijrah ada dalam beberpa ayat Al-Qur’an, antara lain:

1. ( Surah  Al-Baqarah ayat 218).
Mafhumnya
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

2.  ( Surah. Al-An’fal,ayat:74)
Mafhumnya
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni;mat) yang mulia.

3.  (Surah  At-Taubah, ayat 20) 
Mafhumnya..
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan
Pada ayat-ayat di atas, terdapat pengertian kandungan:

1. Bahawa hijrah harus dilakukan atas dasar niat kerana Allah dan tujuan mengarah rahmat
    dan keredaannya Allah.
2. Bahwa  orang-oerang  beriman yang berhijrah dan berjihad dengan motivasi karena Allah
    dan tujuan untuk mendapat rahmat dan keredaan Allah, mereka itulah adalah mukmin
    sejati yang akan memperoleh  pengampunan Allah, memperoleh  keberkatan rezki (nikmat)
    yang mulia, dan kemenangan di sisi Allah.
3. Bahawa hijrah dan jihad dapat dilakukan dengan mengorbankan apa yang kita  miliki,
    termasuk  harta benda, bahkan jiwa.
4. Ketiga  ayat  tersebut  menyebut  tiga  prinsip  hidup, iaitu  iman,  hijrah dan jihad.
    Iman bermakna keyakinan,
    Hijtah bermakna perubahan dan
    Jihad bermakna perjuangan dalam menegakkan risalah Allah.

Makna Hijrah
Hijrah sebagai salah satu prinsip hidup, harus senentiasa kita fahami dengan benar.
Secara bahasa hijrah berarti meninggalkan. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi
2 syarat, iaitu,

-          Yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan
-          Yang kedua adalah sesuatu yang dituju (tujuan).
Kedua-duanya harus dipenuhi oleh seseorang yang berhijrah. Meninggalkan segala hal yang buruk, negative, perkara maksiat juga sifat mazmumah,  menju keadaan yang lebih baik, positif dan penuh yakin untuk menegakkan ajaran Islam.

Dalam realitinya sejarah hijrah senentiasa dikaitkan dengan meninggalkan suatu tempat, iaitu adanya peristiwa hijrah Nabi dan para sahabat meninggalkan tepat yang tidak aman untuk berdakwah. Bahkan peristiwa hijrah itulah yang dijadikan dasar umat Islam sebagai permulaan tahun Hijriyah.
Tahun Hijriyah, ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar bin Khatab ra, sebagai jawapan atau surat Wali Abu Musa Al-As’ari.

Khalifah Umar menetapkan Tahun Hijriyah Kalender Tahun Gajah, Kalender Persia untuk menggantikan penanggalan yang digunakan bangsa Arab sebelumnya, seperti yang berasal dari tahun Gajah, Kalender Persia, Kalender Romawi dan kalender-kalendar lain yang berasal dari tahun peristiwa-peristiwa besar Jahiliyah.
Khlifah Umar memilih peristiwa Hijrah sebagai  taqwim Islam, karena Hijrah Rasulullah aw dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah merupakan peristiwa paling monumental dalam perkembangan dakwah.

Secara garis besar hijrah kita bedkan menjadi dua macam iaitu:  
 
1. Hijrah Makaniyah : Iaitu meinggalkan suatu tempat. Bebebrapa jenis hijrah maknawiyah,   
    Iaitu:
    a. Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Habasyiyah.
    b. Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Madinah.
    c. Hijrah dari suatu negeri yang didalamnya didominasi oleh hal-hal
        yang diharamkan.
    d. Hijrah dari suatu negeri yang membahayakan kesehatan untuk menhindari penyakit    
        menuju negeri yang aman.
    e. Hijrah dari suatu tempat karena gangguan terhadap harta benda.
    f. Hijrah dari suatu tempat karena menghindari tekanan fisik
        Seperti hijrahnya Ibrahim as dan Musa as, ketika Beliau khuatir akan gangguan
        kaumnya. Sebagaimana yang tertulis dalam al-Qur’an: ( surah. Al-Ankabut,ayat 26).

  Mafhumnya
  Berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan).
  Tuhanku, Sesungguhnya Dialah yang Maha perkasa lagi Maha Bijaksana

 Allah berfirman dalam (surah. Al-Qasas, ayat 21).  
 Mafhumnya  Maka keluarkanlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu
 dengan khawatri, dia berdo’a “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang
 zalim itu

2. Hijrah Maknawiyah 
    Secara  maknaiyah hijrah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

    a. Hijrah I’tiqadiyah
        Iaitu hijrah keyakinan. Iman bersifat tidak teguh dan tetap, kadang menguat menuju
        Puncak keyakinan mukmin sejati, kadang pula melemah mendekati kekufuran Iman
        pula kadang hadir dengan kemurniannya, tetapi kadang pula  bersifat sinkretis,
        bercampur dengan keyakinan lain mendekati memusyrikan.
        Kita harus segera melakuakn hijrah keyakinan bila berada di tepi jurang kekufuran dan
        kemusyrikan keyakinan. Dalam konteks psikologi biasa disebut dengan konversi
        keyakinan agama.

     b. Hijrah Fikriyah
         Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya pemikiran. Seiring
         perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia   
         tanpa batas..Rasulullah Saw bersabda: Umatku nescaya akan mengikuti sunan (budaya,
         pemikiran, tradisi, gaya hidup) orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal,
         sehasta- demi sehasta, sehingga mereka masuk ke lubang biawak pasti umatku
         mengikuti mereka.
         Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah apakah mereka itu orang-orang Yahudi  dan        
         Nasrani ? Rasulullah menjawab: Siapa lagi kalau bukan mereka.

     c. Hijrah Syu’uriyyah
         Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan semisalnya, semau yang ada pada
         diri kita sering terpengaruhi oleh nilai-nilai yang kuarng Islami Banyak hal seperti
         hiburan,musik, bacaan, gambar/hiasan, pakaian, rumah, idola semua pihak luput dari
         pengaruh nilai-nilai diluar Islam. Kalau kita perhatikan, hiniran dan musik seorang
         muslim tak jauh beza dengan hiburannya para penganut paham permisifisme dan
         hedonisme, berbau hutra-hura dan senang-senang belaka.
    Mode pakain juga tak kalah pentingnya untuk kita hiraukan . Hijrah dari pakaian   
        bukan gaya. Apa fungsi pakaian ? Tak lain hanyalah untuk menutup aurat, bukan justru
        mempamirkan aurat. Ironis memang banyak diantara manusia berpakaian tapi aurat
        masih terbuka. Ada yang sudah tertutup tapi ketat dan transparan, sehingga lekuk
        tubuhnya bahkan warna kulitnya terlihat. Konon, umat Islam dimanjakan oleh budaya
        barat 

    d. Hijrah Sulukiyyah
        Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juag akhlaq. Dalam
        perjalanannya ahklaq dan kepribadian manusia tidak terlepas dari degradasi dan
        pergeseran nilai.
        Pergeseran dari kepribadian mulai (akhlaqul karimah) menuju kepribadian tercela
        akhlaqul sayyi’ah). Sehingga tidak aneh jika bermuculan berbagai tindak moral dan
        tatasusila di masyarakat. Pencurian, perampokan, pembunuhan, pelecehan,
        pemerkosaan, penghinan dan penganiyaan seolah-olah telah menjadi biasa dalam
        masyarakat kita. Penipuan, korupsi,, prostitusi dan manipulasi hampir bisa ditemui di
        mana-mana. Dalam tujuan hijrah ini, sangat tepat jika kita memperbaiki akhlaq dan
        kepribadian kita dan kemudian menghijrahkan akhlaq kepada yang mulia.

   Kesimpulan   
        Dengan telah berakhirnya tahun 1439 H dan tibanya tahun 1440 H, serta sebentar lagi
        akan segera pergantian tahun masehi dari 2018 ke 2019, suatu hal yang pasti bahawa
        usia kita bertambah dan sebenarnya usia kita semakin berkurang. Sudah selayaknya kita
        menghisab diri sebelum dihisab oleh Allah. Swt.

   Rasulullah Saw bersabda:
        Hisablah (lakukan perhitungan atas) dirimu sebelum dihisab oleh Allah, dan lakukanlah
        pertimbangan @ perhitungan amal baik dan amal buruk sebelum Allah memberikan
        perhitungan amal atas dirimu.

   Apakah kehidupan kita banyak diisi dengan beribadah atau bermaksiat ? Apakah kita
   banyak mematuhi ajaran Allah ataukah banyak melanggar  atauran Allah ? Apakah kita ini
   termasuk orang yang menunaikan solat  atau malah lalai dalam menunaikan solat
   fardlu ? Apakah diri kita ini termasuk golongan orang-orang yang celaka serta akan
   mendapat siksa  neraka ?
   Rasulullah bersabda : dari Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir mengatakan:
   Tanda-tanda orang yang akan mendapatkan kecelakaan di akhirat kelak ada empat perkara:

   1. Terlalu mudah melupakan dosa yang diperbuatnya, padahal dosa itu tercatat di sisi Allah.
       Orang yang mudah melupakan dosa ia akan malas bertobat dan mudah mengerjakan dosa  
       kembali.
   2. Selalu mengingat (dan membanggakan) atas jasanya dan amal shalihnya, padahal ia
       sendiri tidak yakin apakah amal tersebut diterima Allah atau tidak. Orang selalu
       mengingat jasanya yag sudah lewat ia akan takabur dan malas untuk berbuat kebajikan
       kembali di ahri-hari berikutnya.
   3. Selalu melihat ke atas dalam urusan dunia. Artinya ia mengagumi sukses yang dialami
       orang lain dan selalu berkeinginan untuk mengejar sukses orang tersebut. Sehingga
       hidupnya selalu merasa kekurangan.
   4. Selalu melihat ke bawah dalam urusan agama. Akibat ia akan merasa puas dengan
       amalnya selama


No comments:

Post a Comment