Monday, March 2, 2015

Pengertian Bid’ah



Pengertian Bid’ah

Kata kata bid’ah dalam bahasa Arab berarti kreativitas, yaitu menciptakan sesuatu tanpa adanya contoh sebelumnya. Kata kata itu sebagaimana dalah firman Allah swt,dalam surah 
( Al Baqarah: ayat 117 )


“ Allah jualah yang menciptakan langit dan bumi (dengan segala keindahannya); dan apabila Ia berkehendak (untuk menjadikan) suatu, maka Ia hanya berfirman kepadanya: "Jadilah engkau!" Lalu menjadilah ia.

Yakni Allah sebagai pencipta dengan tanpa contoh sebelumnya.
Allah berfirman, dalam surah Al Ahqaaf : ayat 9)

 

Katakanlah: "Aku bukanlah aku yang pertama antara para rasul, dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadap kamu. Tidak ada yang aku ikut melainkan apa yang diwahyukan kepadaku, dan tidak lain aku ini melainkan seorang pemberi peringatan yang nyata.” 

Maksudnya adalah “Aku bukanlah orang yang pertama membawa risalah dari Allah swt kepada semua hamba, namun banyak Nabi telah lebih dulu daripada aku.
Macam-Macam Bid’ah dalam Perkara Agama
Bid’ah dalam perkara agama ada dua macam:

1. Bid’ah qauliyah I’tiqadiyah (bid’ah dalam kata kata yang berkaitan dengan akidah), seperti berbagai ungkapan yang dikemukakan oleh kelompok Al-Jahmiyah, Al-Mu’tazilah, Ar-Rafidhah, dan semua kelompok sesat dengan semua kepercayaannya.

2. Bid’ah yang
terjadi di dalam perkara perkara ibadah, seperti peribadahan kepada Allah dengan pola ibadah yang tidak pernah disyariatkan. Bid’ah seperti ini bermacam macam jenisnya.

A. yang terdapat dalam prinsip pokok ibadah. Seperti tindakan membuat pola ibadah yang sama sekali tidak pernah disyariatkan. Misalnya membuat pola shalat yang tidak disyariatkan, membuat pola puasa yang tidak disyariatkan, mengadakan macam macam hari yang tidak disyariatkan, seperti hari ulang tahun dan lain lain.

B. Mengadakan tambahan di dalam ibadah yang telah disyariatkan seperti, tindakan menambah jumlah rakaat menjadi lima rakaat dalam shalat dzuhur atau azhar.


C. Mengadakan bid’ah dalam pola teknik pelaksanaan ibadah sehingga pelaksanaanya menjadi dengan cara cara yang tidak disyariatkan. Seperti pelaksanaan zikir zikir yang telah disyariatkan dengan suara koor yang didendangkan, dengan menafas di dalam ibadah ibadah sehingga tergolong keluar dari sunnah Rasulullah saw.

D. Bid’ah dengan menentukan waktu tertentu untuk pelaksanaan suatu ibadah yang telah disyariatkan, padahal waktunya tidak ditentukan oleh syariat. Seperti mengkhususkan siang dan malam pertengahan bulan syabah untuk melaksanakan puasa dan qiyamullail. Pada prinsipnya puasa dan qiyamullail adalah disyariatkan, namun pengkhususan waktu pelaksanaannya membutuhkan dalil.
Cara Mengubah Orang Jahat Menjadi Orang Baik Hati
Mengubah sikap perilaku seseorang adalah sesuatu hal yang amat susah.  Orang jahat yang di dalam hati kecilnya sudah ada keinginan untuk berubah menjadi orang yang tidak jahat lagi tentu akan lebih mudah untuk dibimbing bagi kembali ke jalan yang lurus daripada orang yang memiliki hati penjahat tulen.  Pengubahan karakter seseorang dari yang negatif menjadi positif akan lebih mudah dilakukan melalui pendekatan agama Islam walaupun boleh juga dilakukan dengan cara lain yang lebih teoritis non agama.

Cara Menjadikan Orang Jahat Kembali Menjadi Orang Baik-Baik :

1. Mengenalkan Kembali Tuhannya hingga Yakin
Setiap orang memiliki tingkat keyakinan yang berbeda-beda terhadap Allah SWT.  Ada yang sangat percaya dan mau menjalankan perintahNya dan ada pula yang sama sekali tidak percaya bahwa Tuhan itu ada.  Orang jahat biasanya cenderung memiliki keimanan yang rendah terhadap Tuhannya atau bahkan tidak punya iman sama sekali terhadap Tuhan.
Memperkenalkan kembali siapa Allah SWT adalah sesuatu hal yang penting.  Dibutuhkan penjelasan yang baik namun tidak bertele-tele tentang keberadaanNya.  Berikan logika-logika dasar yang membuktikan bahwa Allah SWT itu ada.  Mulai dari memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi hingga menunjukkan keajaiban kitab suci Al-Qur'an.  Jika dijelaskan dengan baik dan penuh dengan kesabaran Insya Allah orang yang tadinya lemah iman dapat kembali yakin tentang keberadaan AllahSWT.

2. Menjelaskan Tujuan Manusia Hidup di Dunia
Jika seseorang sudah bisa meyakini keberadaan Allah SWT maka selanjutnya adalah memberitahukan tentang tujuan hidup semua manusia yang ada di dunia ini.  Tidak lain dan tidak bukan tujuan semua orang yang dilahirkan ke dunia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.  Setiap orang harus beribadah kepada Allah SWT dengan penuh ketaatan untuk mendapatkan Rahmat dan RidhoNya.  Ibadah dilakukan dengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.

3. Menjelaskan Konsep Nikmat Surga dan Siksa Neraka
Setiap orang harus diberitahukan mengenai pertanggungjawaban atas apa-apa yang telah dilakukan selama hidup di dunia.  Orang yang beriman akan masuk surga dan orang yang tidak beriman kepada Allah SWT akan masuk ke dalam neraka yang kekal selama-lamanya.  Orang beriman yang banyak berbuat dosa akan masuk ke dalam neraka yang tidak kekal dan orang yang banyak berbuat kebaikan akan mendapatkan surga yang penuh dengan kenikmatan akherat,


4. Memaparkan Keunggulan Menjadi Orang Sholeh
Tidaklah cukup apabila seseorang hanya dijelaskan reward punishment apa yang akan didapat oleh manusia dari Tuhannya setelah meninggal dunia.  Kebaikan, kegunaan, manfaat, keunggulan, kehebatan dan berbagai sisi positif lainnya yang didapat di dunia dari beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dengan yang sebenar-benarnya serta kaffah pun juga harus diinformasikan secara mendetail.  Dengan demikian orang yang tadinya buta akan indahnya iman dan taqwa dapat mengetahui betapa indahnya hidup sebagai orang yang soleh dengan budi pekerti yang baik dan luhur.

5. Menjelaskan Apa yang Harus Dilakukan
Apabila seseorang sudah sangat tertarik untuk menjadi orang yang baik, maka janganlah ditunda-tunda.  Jelaskan apa-apa yang mesti dikerjakan dalam kehidupannya sehari-hari.  Usahakan untuk tidak menjelaskannya secara keseluruhan.  Lakukan secara bertahap dengan mengutamakan hal-hal yang sangat penting terlebih dahulu seperti kewajiban sholat, puasa, zakat dan pergi hari ke Baitullah jika mampu.  Tentu saja ada baiknya orang yang baru kembali menemukan imannya tersebut diajak untuk bersyahadat agar tidak ada keraguan lagi bahwa orang tersebut telah kembali ke jalan yang benar.

6. Pemberian Bimbingan yang Kontinyu / Berkesinambungan
Orang yang sudah insaf dan mendapat penjelasan tentang apa yang harus dilakukan dalam hidup ini tidak boleh dibiarkan berjalan sendirian begitu saja.  Harus ada bimbingan yang bersifat kontinyu agar tidak salah tafsir atau tidak mengikuti jalan yang sesat.  Iman merupakan sesuatu hal yang bisa naik dan juga bisa turun tergantung berbagai faktor yang dapat mempengaruhi.  Jika sudah bisa mandiri dan mapan dengan keimanan dan ketaqwaan yang mantap barulah bisa dilepas dan bahkan bisa dijadikan mentor atau pembimbing orang-orang yang belum kembali ke jalan yang benar.  Dengan begitu akan ada banyak lagi orang yang bisa menikmati manisnya iman dan takwa kepada Allah SWT.

Semoga saja apa-apa yang kita lakukan selalu mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.  Mudah-mudahan upaya kita dapat memberikan hasil yang sesuai harapan.  Mengubah orang yang tidak baik menjadi baik adalah sesuatu hal yang tidak mudah.  Namun segala bentuk niat dan usaha yang kita lakukan pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat kelak.  Atas segala bentuk kekurangan dan kesalahan serta kekhilafan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

No comments:

Post a Comment