ELAKKAN
BERLAKU SYIRIK TERSEMBUNYI
Islam adalah agama tauhid, yakni agama
yang berasaskan iman kepada keesaan Allah Yg Maha Kuasa.. Ukuran kesempurnaan
atau tidak Islam seseorang itu bergantung kepada kesempurnaan tauhid mereka.
Justeru tauhid yang sempurna akan
meresap kedalam hati nurani seseorang dan ia akan melahirkan kesan kepada
seluruh tingkah laku serta kehidupan seseorang itu..dan ia akan memberi
kesedaran untuk sentiasa berwaspada terhadap godaan syaitan dalam setiap
amalansupaya ia tidak menyeleweng kepada yang lain daripada Allah swt..
Boleh dikatakan sebahagian besar orang yang
mengaku beriman dan mengaku Allah pencipta mereka akan tetapi tauhid mereka
tidak penuh kepada Allah.. kerana ketika mengerjakan ibadat, hati mereka tidak
bersih , tidak kepada Allah swt semata mata..
ada dikalangan yang menumpukan taat setianya kepada Allah dengan
menjalankan hukum syariatnya tetapi
serentak itu mengubah hukum syarak dengan menokok tambah atau menguranginya
menurut hawa nafsu..
Ketahuilah bahawa perbuatan itu adalah
syirik.. bagi menjelaskan setakat mana
buruknya syirik diturunkan beberapa ayat suci dan hadis mengenainya..
Firman Allah swt dalam surah Al-An’am
ayat 151..
MAFHUMNYA.
Katakanlah (
Wahai Muhammad ) : "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak
kamu kerana takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka;
dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di
antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang
benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu
memahami (nya).
Begitu juga dalam
surah al- Maidah ayat 72 dan 73 ..Allah berfirman
Mafhumnya
“Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih
putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah
Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.“[QS.
Al-Maidah:72
“Sesungguhnya
kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang
tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan
Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.“[QS.Al Maidah:73]
Allah swt .
berfirman menjatuhkan keputusan kafir terhadap beberapa golongan dari kaum
Nasrani —yaitu golongan Malakiyah, Ya’qubiyah, dan Nusturiyah— karena sebagian
dari mereka mengatakan bahwa Al Masih adalah tuhan. Mahatinggi Allah dari apa
yang mereka katakan dan Mahasuci dengan ketinggian yang
setinggi-tingginya. Dalam keterangan sebelumnya telah disebutkan, mereka telah
diberi tahu bahwa Al-Masih itu adalah hamba dan utusan Allah. Kalimat yang
mula-mula diucapkannya selagi ia masih berada dalam buaian ialah,
“Sesungguhnya aku adalah hamba Allah!’ Dan ia
tidak mengatakan bahwa dirinya adalah Allah, tidak pula sebagai anak Allah,
melainkan dia mengatakan:

Mafhumnya “Sesungguhnya aku ini hamba
Allah; Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. (Maryam:
30)
Sampai dengan beberapa ayat berikutnya, iaitu
firman-Nya:
Mafhumnya “Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan
Tuhan kalian, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang
lurus.“(Maryam: 36)
Demikian pula di saat masa dewasanya dan telah
diangkat menjadi nabi, dia mengatakan kepada mereka seraya memerintahkan agar
mereka menyembah Allah, Tuhannya dan Tuhan mereka semata, tiada sekutu
bagi-Nya. Kerana itulah dalam surat ini disebutkan melalui firman-Nya:
Mafhumnya. “Padahal Al-Masih (sendiri)
berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhan kalian. ”
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah.“(Al-Maidah:
72) yaitu menyembah selain Allah bersama Dia.
Mafhumnya..“Maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya di neraka“[Al-Maidah 73]
Dengan jelas Allah memastikannya menjadi
penghuni neraka dan mengharamkan surga atasnya.
Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan
oleh Allah dalam firman lainnya, yaitu:
Mafhumnya “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (An-Nisa: 48)
Dan Allah swt. telah berfirman:
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah
kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepada
kalian.” Mereka (penghuni surga) menjawab,
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir. “(Al-A’raf: 50)
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir. “(Al-A’raf: 50)
Di dalam kitab Sahih disebutkan bahwa Nabi
Saw.pernah memerintahkan seorang juru penyeru untuk menyerukan di kalangan
khalayak ramai, bahwa sesungguhnya surga itu tiada yang dapat masuk ke dalamnya
kecuali jiwa yang muslim. Menurut lafaz yang lain disebutkan jiwa yang mukmin.
Dalam pembahasan sebelumnya, yaitu pada permulaan tafsir surat An-Nisa,
tepatnya pada pembahasan firman-Nya:
Mafhumnya..
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik“(An-Nisa:48)
Disebutkan sebuah hadis melalui Yazid ibnu
Babnus, dari Siti Aisyah ra,
bahawa diwan (catatan amal) itu ada tiga macam. Lalu disebutkan salah satunya, iaitu suatu diwan ( catatan amal )yang Allah tidak mau memberikan keampunan padanya, iaitu dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan selain-Nya).
bahawa diwan (catatan amal) itu ada tiga macam. Lalu disebutkan salah satunya, iaitu suatu diwan ( catatan amal )yang Allah tidak mau memberikan keampunan padanya, iaitu dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan selain-Nya).
Allah Subhana wa ta’ala. berfirman: “Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga.“(Al-Maidah 72)
Hadis ini terdapat di dalam kitab Musnad Imam
Ahmad. Kerana itu, dalam surat ini disebutkan oleh Allah swt.,menceritakan
keadaan Al-Masih, bahawa dia telah mengatakan kepada kaum Bani Israil: “Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah maka pasti A llah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolong pun.“(Al-Maidah: 72)
Yakni di hadapan Allah dia tidak memperoleh
seorang penolong pun, tiada yang membantunya dan tiada pula yang dapat
menyelamatkan dia dari apa yang dialaminya.
Firman Allahswt.: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah salah satu dari yang tiga.” (Al-Maidah: 73)
Firman Allahswt.: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah salah satu dari yang tiga.” (Al-Maidah: 73)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Ali ibnul Hasan Al-Hasanjani, telah menceritakan kepada kami Sa’id
ibnul Hakam ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl, telah
menceritakan kepada kami Abu Sakhr sehubungan dengan firman-Nya: “Sesungguhnya telah kafirlah
orang-orang yang mengatakan bahawa Allah salah satu dari yang tiga.“(Al-Maidah;
73)
Hal itu seperti perkataan orang-orang Yahudi,
bahawa Uzair adalah anak Allah; dan orang-orang Nasrani mengatakan Al-Masih
adalah putra Allah. Mereka menjadikan Allah sebagai salah satu dari yang tiga (
ada tuhan ayah, tuhan ibu, dan tuhan anak ). Tetapi pendapat ini bila dikaitkan
dengan tafsir ayat ini berpredikat gharib, mengingat pendapat ini mengatakan
bahawa yang dimaksud adalah dua golongan, iaitu orang orang Yahudi dan Nasrani.
Pendapat yang benar ialah yang mengatakan bahawa ayat ini diturunkan berkenaan
dengan orang-orang Nasrani saja secara khusus. Demikianlah menurut apa yang
dikatakan oleh Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Kemudian mereka berselisih pendapat
mengenainya. Menurut suatu pendapat, yang dimaksud ialah orang-orang yang kafir
dari kalangan mereka (kaum Ahli Kitab),yaitu mereka yang mengatakan ajaran
trinitas,( tuhan ayah, tuhan anak, dan
tuhan ibu yang melahirkan tuhan anak.)
Mahatinggi Allah dari perkataan mereka dengan
ketinggian yang Setinggi-tingginya.
Ibnu Jarir dan
lain-lainnya mengatakan,bahawa ketiga
tiga golongan itu ( Malakiyah,
Ya’qubiyah, dan Nusturiyah) semuanya mengatakan ajaran trinitas ini, sekalipun
mereka berbeza pendapat mengenainya dengan perbezaan yang sangat bertentangan;
perbahasan mengenainya bukan dalam kitab ini. Setiap golongan dari mereka
mengalirkan golongan yang lain, tetapi pada prinsipnya ketiga tiga golongan ini
semuanya adalah kafir..
As-Saddi dan lain-lainnya mengatakan bahawa
ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap mereka yang menjadikan Al-Masih dan
ibunya sebagai dua tuhan selain Allah. Mereka menjadikan Allah sebagai salah
satu dari yang tiga itu.
As-Saddi mengatakan bahawa makna ayat ini sama
dengan apa yang disebutkan oleh Allah Subhana wa ta’ala. dalam akhir surat ini
melalui firman-Nya:
Dan
(ingatlah) ketika Allah berfirman: "Wahai Isa ibni Maryam! Engkaukah yang
berkata kepada manusia: `Jadikanlah daku dan ibuku dua tuhan selain dari Allah?
' " Nabi `Isa menjawab: "Maha Suci Engkau (wahai Tuhan)! Tidaklah
layak bagiku mengatakan sesuatu yang aku tidak berhak (mengatakannya). Jika aku
ada mengatakannya, maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui
apa yang ada pada diriku, sedang aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu;
kerana sesungguhnya Engkau jualah Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang
ghaib. (Al-Maidah: 116),
Pendapat inilah yang terkuat. Firman Allah
Subhana wa ta’ala.: “Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain
dari Tuhan Yang Esa.“(Al-Maidah: 73)
Dengan kata lain, Tuhan itu tidak berbilang,
melainkan Maha Esa, tiada yang menyekutui-Nya, Tuhan semua yang ada, dan Tuhan
semua makhluk. Kemudian Allah Subhana wa ta’ala. berfirman seraya mengancam dan
menekan mereka: “Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan
itu.“ “Pasti orang-orang yang kafir di antara mereka dam ditimpa siksaan yang
pedih.“(Al-Maidah: 73)
Maksud semua ayat dalam surah tadi ialah Allah swt mengharamkan manusia
melakukan sebarang perkara syirik sama ada yang nyata atau tersembunyi. Ayat tersebut juga menyatakan bahawa balasan buruk kepada orang
yang melakukan syirik dan menggambarkan betapa dahsatnya keadaan serta akibat
perbuatan mereka yang melakukan perkara perkara syirik..
Daripada Abdullah Mas’ud katanya : Rasulullah saw bersabda
“Sesiapa mati dalam keadaan melakukan sebarang perkara syirik terhadap Allah
maka masuklah dia kedalam neraka”
(
Hadis Bukhari dan Muslim )
No comments:
Post a Comment